Archive for Februari 2013
HUMANISME PENDIDIKAN
HUMANISASI SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
DI INDONESIA
Pancasila sebagai
pijakan humanisasi pendidikan islam.
Pendidikan
islam di Indonesia sebagai sub sistem pendidikan nasional bertolak dan bermuara
pada pencapaian tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan. Semua jenis
pendidikan di negeri ini harus didasarkan pada nilai-nilai pancasila sebagai
sebagai dasar Negara. Dan saya sepakat dengan pendapat ini, karena dalam
nilai-nilai pancasila mencerminkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
demokratis yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan, oleh karenanya pendidikan
di Indonesia harus memperhatikan semua kalangan dan level rakyat Indonesia.
Pemikiran humanistic berakar dari-dari nilai-nilai pancasila. Oleh karenanya
pendidikan harus mengatasnamakan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kerakyatan,
keadilan, kesahteraan, dan kemanusiaa. Akan tetapi pancasila yang sering
disebut dengan humanistic universalistic yang sekarang ini banyak disalah
gunakan pihak-pihak tertentu untuk kepentingan tertentu.
Pendidikan yang
berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan pancasila memiliki lima ciri, yaitu:
(1)
hormat terhadap keyakinan relijius setiap orang.
Pendidikan harus
mencerminkan kerelijiusan. Pendidikan tidak boleh memandang remeh antar agama,
akan tetapi harus menghormati dan menghargai dan memanusiakan peserta didik
dari semua kalangan agama. Baik islam, Kristen, hindu, budha, konghuchu
semuanya mempunyai hak pendidikan yang sama.
Proses pendidikan
harus mengarahkan kepada keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan humanistic tidaklah boleh mengembangkan humanism ateis (anti Tuhan)
, karena bertolak belakang dengan pendidikan humanistic. Tilaar, bahwa keutuhan
nilai-nilai pancasila menjiwai seluruh proses humanisasi manusia di Indonesia.
Dalam proses humanisasi itu ada nilai-nilai yang mendapat perioritas, yaitu
nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa.
(2)
hormat pada martabat manusia dan haknya.
Pendidikan harus
mencerminkan keadilan, kesejahteraan. Setiap manusia (rakyat Indonesia)
memiliki hak pendidikan, disini humanisme, pemerataan pendidikan sangat
diperlukan mencerdasakan rakyat Indonesia. Sekarang ini banyak kaum miskin yang
di tindas haknya untuk mendapatkan pendidikan yang lanyak, mereka tidak diberi
ruang untuk menyuarakan haknya, dan banyak dari para peserta didik dijadikan
korban komersialisasi,kelinci percobaab oleh para petinggi pendidikan yang ini
sangat tidak mencerminkan humanisme dalam pendidikan. Menurut Djohar,
pendidikan harus berorientasi pada pembangunan yang berwawasan kemanusiaan yang
menekankan perhatian terhadap manusia sebagai individu secara utuh, yaitu
keutuhan antropologis anak didik sebagai manusia.
(3)
berwawasan kebangsaan.
Pendidikan pada
dasarnya menumbuhkan nasionalisme peserta didik. Cinta pada bangsa Indonesia.
Saya mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, pendidikan bertujuan untuk mendidik
manusia mengenal budayanya, memiliki identitas-identitas local yang harus
ditunjukkan sebagai bentuk eksistensi diri agar tidak tercabut dan hilang dari
perwujudan dirinya secara praksis dan konkret sebagai masyarakat yang
berbudaya. Pendidikan haruslah menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotism
guna memperjuangkan kepentingan bangsa diatas kepentingan-kepentingan pribadi
terlebih politik yang kerdil dan sempit yang kemudia hanya mengorbankan
kepentingan bangsanya. Pendidikan haruslah berupaya sekuat tenaga
menanamkan rasa persadudaraan, persamaan, kesetiakawanan, dan kebersamaan hidup
senasib seperjuangan membela bangsa dalam segala bentuk penindasan. Pendidikan
pada dasarnya bermuara guna melahirkan rasa cinta terhadap segala asset bangsa
agar dijaga dengan segala cara agar dapat dimanfaatkan bagi kebesaran dan
kemakmuran bangsa. Dan ini yang akhir-akhir ini hilang dari pendidikan. Para
petinggi-petinggi pendidikan banyak menggunakan metode atau kurikulum dari
barat, padahal itu belum tentu pas untuk bangsa kita.
(4) demokratis.
Jiwa
kerakyatan dalam sila keempat didasarkan pada kebijaksanaan, pemusyawaratan dan
perwakilan. Setiap manusia kehendak untuk bebas. Prinsip kemanusiaan
dalam humanisme islam, manusia itu merupakan makhluk mandiri yang mulia,
berpikir, sadar akan dirinya sendiri, berkehendak bebas, cita-cita dan
merindukan ideal dan bermoral. Pendidikan islam sebagai bimbingan dan
pengembangan sesuai makna tarbiyah berimplikasi pada pemberian peran guru
sebagai fasilitator yang memberikan pengarahan untuk penggalian potensi peserta
didik. Nilai demokratis disini ditunjukkan oleh seorang guru yang mengembangkan
potensi peserta didik dengan merata. Guru memahami kebutuhan peserta didiknya
kemudian mengarahkannya dalam menggali potensinya. pendidikan demokratis merupakan
pendidikan yang dapat memahami kebutuhan dan kepentingan manusia untuk selalu
maju, tidak pernah berkehendak mundur selangkahpun. Sehingga pendidikan
memberikan peran kepada manusia bagi kepentingan pendidikan bukan untuk
kepentingan individual pribadi.
Nilai humanistic
juga ditunjukkan oleh unsur demokrasi dalam pendidikan. Demokrasi pendidikan
memberikan peluang terbaik yang yang dapat memberikan kesempatan yang sama dan
adil, menghormati harkat dan martabat sesama manusia dan memberikan peluang
kerjasama yang dapat memenangkan semua pihak. Peter Hobson juga menyatakan
bahwa pendidikan itu harus memberikan ruang sebebas-bebasnya terhadap anak-anak
guna mengaktualisasi potensi dan bakat yang dimilikinya. Peserta didik diberi
diberi tempat tersendiri untuk berpikir dan berpendapat sebanyak mungkin hal
yang dapat disampaikan sehingga ia dapat menemukan identitas dirinya tanpa
adanya intervensin apapun dari pihak luar karena pendidikan itu bertujuan
memerdekakan dan membangu jiwa kemerdekaan.
Mengutip pernyataan
Abdul Munir Mulkhan bahwa pendidikan bukan sekedar membuat orang cerdas
dan terampil, melainkan pula diorientasikan pada kualitas spiritual dan
religiutasitas serta pemihakan kepada manusia. Demokrasi sebagai pilar
pendidikan humanistik mengandung makna bahwa anak (warga negara) memiliki
hak untuk mendapatkan pendidikan. Dan saya sangat setuju dengan pendapat ini,
terlebih Pemerintah sudah memiliki dasar hukum yang jelas yang terdapat dalam
UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi, “ Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan,” ayat (2) berbunyi, “ setiap warga Negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Pendidikan juga
menuntut proses pembelajaran harus bersikap keterbukaan, kesejajaran, tidak
otoriter dan tidak membeda-bedakan. Peserta didik harus diberi kebebasan,
dengan kebebasan peserta akan dapat mengembangkan segala potensinya. Demokrasi
pendidikan memberikan peluang terbaik yang dapat memberikan kesempatan yang
sama dan adil, menghormati harkat dan martabat sesama manusia dan peluang kerja
sama yang dapat memenangkan semua pihak. Dan saya sepakat bahwa dalam proses
humanisasi, pendidikan harus memperlakukan peserta didik secara bijaksana
sehingga tidak bertentangan dengan nilai humanisme, dan ini yang harus dilakukan
karena modern ini banyak pendidikan yang semena-mena membohongi peserta didik
dengan komersialisasi.
(5). Menjunjung dan
menegakkan keadilan sosial antar peserta didik.
Keadilan
sosial merupakan cermin kesalehan sosial yang muncul dari kesadaran bangsa yang
religius. Kebebasan menempatkan manusia sebagai makhluk berakal untuk
dapat memilih yang baik dan benar. Inilah yang menjadi keistimewaan manusia
dalam pemikiran pendidikan humanistic islami. Nilai-nilai keislaman itu harus
menjiwai pendidikan islam. Pendidikan islam merupakan pendidikan yang humanis
karena berdasar pada keimanan dan amal shaleh yang menciptakan kehidupan
manusia dan masyarakat berkeadilan, damai, dan sejahtera.
Saya mengutip
pendapat Tilaar, bahwa keutuhan nilai-nilai pancasila menjiwai seluruh proses
humanisasi manusia di Indonesia. Dalam proses humanisasi itu ada nilai-nilai
yang mendapat perioritas, yaitu nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai perikemanusiaan tentu juga perlu mendapat perhatian agar citra
buruk sebagai bangsa tidak berbudaya dapat dihilangkan. Budaya kekerasan dan
tidak berperikemanusiaan bukanlah nilai luhur bangsa Indonesia.
Saya
mengutip perkataanPaulo Freire, bahwa pendidikan bertujuan untuk memanusiakan
manusia, membangkitkan kesadaran kritis dan transformative untuk mengubah nasib
kehidupan yang sedang terpuruk menuju kebangkitan, dan mengangkat masyarakat
tertindas menuju ke kelas yang bermartabat dan berkemanusiaan dan memiliki hak
sama dengan masyarakat lainnya baik untuk dihormati, dihargai maupun
beraktualisasi diri. Dan pendidikan islam berupaya untuk mewujudkan pendidikan
humanistic yang mampu dan mau beramal yang membawa kebahagiaan hidup umat
manusia.
Malang
Ummu Zahrotin
Payungku...
PAYUNGKU
“…Banyak orang bilang sahabat itu
lebih dekat dari keluarga, dan sahabat sendiri adalah keluarga,apa yang tidak
mampu kita sampaikan kepada keluarga, kita sampaikan kepada sahabat, banyak
orang bilang sahabat adalah orang mampu menguatkan kita, menjadikan kita lebih
baik, ada untuk kita saat suka duka, selalu menyediakan payung untuk kita saat
hujan..”
Empat tahun diperantauan seperti
saya, jauh dari orang tua dan keluarga, memang sangat berat sekali, apalagi
saya bukanlah orang yang dari kecil dididik untuk mandiri, apa-apa serba
tergantung pada orang tua. Awalnya sangat berat sekali, harus belajar mencuci
baju sendiri, mengurus keperluan sendiri, tapi banyak sekali orang yang sangat
perhatian kepada saya, membantu saya, mengajarkan saya kepada kedewasaan,
mengajarkan saya ketegaran, mengajarkan saya perjuangan, mengajarkan saya
kemandirian, mengajarkan saya ketulusan dan kesetiaan..ya saya menyebut mereka sahabat..
saya bertemu mereka
awal tahun pertama menginjakkan kaki dikota malang, kami dipertemukan disebuah
kampus, terkadang saya berfikir, mungkin memang Tuhan telah menakdirkan kami
untuk menjadi sahabat,
menakdirkan kami untuk saling menasehati , menghargai dan saling memahami … meskipun kami sering berselisih pendapat,
harus menerima berbagai macam cara berfikir, kesibukan organisasi, kesibukan
kuliah, kepentingan keluarga, kesenangan hati bertemu dengan pacar, menunggu lama, menahan kesabaran..Toh inilah
Cara Tuhan untuk meyakinkan saya… dan saya yakin itu..karena memang sahabat tak
harus selamanya bersama..
Mb
azimatul Isroriyah (Azim), Mb Putri Nurul Laili (putri), Shofiyatul imamah
(cophret), Ivonne H.Kiromi (Iphon), Eva Trifiani (Epha), Fitroh Qudsiyyah
(Qudsina), Aroma legendaris (Rama), Azizil Alim (Aziz), Miftahul Khoiri
(Miftah), Lukman Arif (Londho).. Tuhann..
terimakasih Engkau telah mengirimkan orang-orang terbaik untuk menjadi sahabat
saya, orang-orang terhebat untuk menjadi keluarga saya.
Kami bukanlah
orang yang sempurna, tapi kami saling melengkapi...
dimanapun kalian
berada sekarang dan dalam keadaan apapun, aku selalu berdoa semoga kalian
selalu dalam keadaan sehat dan diberikan yang terbaik oleh Allah SWt, serta
dimudahkan dalam segala hal, Tuhan bisikkan dalam hati sahabat-sahabatku, bahwa
aku mencintai dan sayang kalian semua, 1 miss you…
Untuk Kalian Payung kehidupanku, I’ll Miss You…
Malang-Bojonegoro…25 Februari 2013
Ummu Zahrotin.
.
DEAR SOME ONE
"Mata teduh dan senyum
indah yang selalu menenangkan hati"
Dear Some One...
hari ini kulihat mendung dikotaku, tidak ada cahaya, hanya awan hitam pekat yang menyelimuti, diam dan merunduk, seperti takutt.. semoga harimu tidak semendung kotaku.. semoga kamu selalu diselimuti cahaya terang, keceriaan..
Dear Some One...
hari itu entah kesekian kalinya aku menunggumu dan menunggu... tapi tetap seperti kemaren dan sebelumnya tidak aku temukan kamu.. akupun berjalan kedepan, berharap engkau datang dengan senyum indahmu, kulihat disekitar hanya ada burung-burung berterbangan dan matahari memicingkan matanya yang seakan menghinaku, akupun kembali kedalam berharap ada keajaiban, tetap tidak aku temukan dirimu... tapi aku tidak pernah berhenti dan selalu menunggumu dibangku kosong yang selalu kusediakan untukmu, karena engkau telah meyakinkan aku, bahwa tidaklah berjarak, karena ia selalu mempertemukan kita, mempertemukan hati kita,..
Dear Some One...
hari ini aku sangat bersyukur kepada Tuhan telah mempertemukan kita kembali, mempertemukan aku dan kamu dengan rasa yang tidak pernah berubah.. setelah sekian lama kita terpisahkan, dengan luka yang tertinggal, dengan kenangan yang harus kita tinggalkan bersama waktu, dengan senyum yang harus kita simpan, dengan perasaan yang harus kita lawan,,, tapi kita tidak pernah tahu rencana dan cara Tuhan... seperti hari ini, tanpa duga...
Dear Some One...
aku sangat senang dan bahagia sekali Tuhan masih mengizinkan kita bertemu kembali dengan rasa yang sama tidak pernah berubah.. engkau datang tanpa tegur, tanpa sapa, hanya mata teduh dan senyum indah yang selalu menenangkan hati, menguatkan hati dan meyakinkan hati,,,
seperti katamu :: Tidaklah berjarak, karena ia selalu mempertemukan kita, yakinlah pada hatimu, bahwa aku selalu ada dihatimu, dan kamu selalu ada hatiku, karena keyakinanmulah yang akan mengantarkan kita kepada masa depan...
Dear mata teduh dan senyum indah yang selalu menenangkan hati...
Bojonegoro
Ummu Zahrotin
.
Antropologi Kampus
ANTROPOLOGI KAMPUS
Antropologi secara bahasa berasal dari kata anthropos yaitu manusia, sedangkan logs yaitu ilmu. antropologi merupakan suatu ilmu yang pembahasannya membicarakan seputar manusia seperti perilaku, kebudayaan,agama, ras, bahasa dan aspek-aspek material maupun non
material lainnya dari manusia.Secara garis besar antropologi dibagi menjadi 2 macam, yaitu antropologi fisik dan budaya.
Kampus berasal
dari bahasa latin, campus yang berarti lapangan luas. Dalam pengertian modern kampus berarti sebuah
daerah tertutup yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas. Kampus
merupakan tempat belajar mengajar
berlangsungnya misi dan fungsi perguruan tinggi. tempat berinteraksi antara dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa. Kampus boleh
dikatakan miniatur negara karena di dalamnya ada poklitik dan kebudayaan yang
bermacam-macam.
kampus sebagai
lingkungan akademis terdiri dari berbagai warna kehidupan ada yang berperan
sebagai dosen, mahasiswa, pegawai. yang menjadi
peran paling penting dan ciri utama sebuah kampus adalah dosen dan mahasiswa
yang merepresentasikan adanya hubungan saling bertukar informasi atau
pengetahuan.
Antropologi
kampus pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana kehidupan (manusia) dalam lingkungan
kampus, khususnya mahasiswa sebagai pemeran utama.
TIPOLOGI MAHASISWA (GAYA HIDUP MAHASISWA)
sebagai kader PMII kita harus mengetahui beberapa tipolgi mahasiswa, setiap mahasiswa memiliki gaya atau tipe yang berbeda, kita sebagai kader PMII harus mmpu menempatkan diri kita pada golongan yang seperti apa. berikut tipologi mahasiswa:
1. Hedonis = mahasiswa yang hidup
dengan mengikuti perkembangan zaman, gaul, populer.
2. Akademis (pemikir) = golongan
mahasiswa yang memanfaatkan status kemahasiswaannya sebagai waktu untuk menimba
ilmu.
3. Aktivis = mahaisswa yang ikut dan
katif pada organisasi.
4. Apatis = sikap acuh tak acuh, tak
mau tahu tentang kondisi sosial dan politik dikampus.
5. Humoris = mahasiswa yang
memanfaatkan waktunya sebagai masa liburan, mendapatkan kebebasan dari
perhatian orang tua.
6. Mahasiswa study oriented = tipikal
mahasiswa yang selalu rajin masuk kuliah dan melaksanakan tugas akademik,
mendapat nilai bagu, cepat lulus.
7. Mahasiswa agamis = tipikal
mahasiswa kemana-mana membawa al-quran, berpakaian ala orang arab, menjaga
jarak dengan lawan jenis.
8. Mahasiswa santai apa adanya =
tipikal mahasiswa yang tidak banyak berfikir, menjalani kehidupan apa adanya,
tidak banyak memikirkan kuliah.
9. Mahasiswa mencari cinta
10. Mahasiswa jomblo tidak laku-laku
11. Mahasiswa tidak jelas
12. Mahasiswa gadungan
13. Mahasiwa abadi.
KAMPUS DAN PMII
kampus adalah ruang kaderisasi bangsa. Kampus memiliki
pemerintahan dan rakyat, oleh karananya kita akan menemukan berbagai kelompok
yang akan bertaruh dalam memperebutkan eksistensi di kampuas.
Benturan ideologi antar gerakan
mahasiswapun akan terjadi dikampus, inilah yang menjadikan kehidupan di kampus
menjadi sangat kondusif. Sejarah mencatat bahwa perubahan-perubahan mendasar di
negara ini juga berangkat dari komunitas-komunitas intelektual kampus. Kampus
sebagai laboratorium demokrasi indonesia
Kampus memiliki pemerintahan BEM
atau SEMA, PEMIRA sebagai momentum mengakselerasi perubahan-perubahan yang
dianggap penting oleh gerakan mahaiswa dengan segala karakteristik
perjuangannya.
PMII sebagai organisasi ekstra
kampus membina dan mendistribusikan kader-kadernya untuk aktif dalam
lembaga-lembaga kampus, agar kader PMII bisa menempa dan mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya.dan disinilah PMII akan emakin meneguhkan
perjuangannya dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa di segala lapisan baik
akademisi, organisatoris hingga preman kampus.
Kadin Bojonegoro, 7 februari 2013
oleh: Ummu Zahrotin